Pura Besakih adalah salah satu Pura yang terletak di Provinsi Bali. Nama Besakih diambil dari bahasa sansekerta ‘Wasuki’ dan menurut arti bahasa kuno nya adalah selamat. Nama ini didasari mitologi Naga Basuki, yaitu penyeimbang Gunung Mandara. Ada urutan sembahyang di Pura Besakih yang tidak bisa dilakukan sembarangan
Pura Besakih dijadikan sebagai tempat sembahyang umat Hindu di Desa Besakih. Adapun seputar Pura Besakih akan dibahas pada artikel ini.
Makna Bangunan Pura Besakih
Pura Besakih adalah sebuah bangunan yang dijadikan sebagai lambang pemersatu kehidupan masyarakat Bali yang menganut agama Hindu. Keberadaan pura ini tidak semata-mata hanya sebagai tempat ibadah yang besar saja, tapi juga berkaitan dengan latar belakang bangunannya.
Pada Pura Besakih terdiri atas 1 Pura yang menjadi pusat, yaitu Pura Penataran Agung Besakih, serta terdapat 18 Pura pendamping lain, salah satunya adalah Pura Basukian.
Penataan bangunan akan disesuaikan dengan arah mata angin guna agar struktur bangunannya bisa mewakili alam sebagai simbol keseimbangan.
Masing-masing arah mata angin dikenal dengan Mandala dan dewa penguasa yang disebut “Dewa Catur Lokapala”. Dalam hal ini, terdapat lima struktur bangunan yang didasarkan pada arah mata angin.
Adapun struktur bangunan Pura Besakih berdasarkan konsep arah mata angin, antara lain:
- Pura Penataran Agung Besakih, pusat mandala dan pura terbesar (untuk memuja Dewa Çiwa)
- Pura Batumadeg, arah utara (untuk memuja Dewa Wisnu)
- Pura Kiduling Kereteg, arah selatan (untuk memuja Dewa Brahma)
- Pura Gelap, arah timur (untuk memuja Dewa Içwara)
- Pura Ulun Kulkul, arah barat (untuk memuja Dewa Mahadewa)
Urutan Sembahyang di Pura Besakih
Adapun untuk Urutan Sembahyang di Pura Besakih secara umum, yaitu sebagai berikut:
1. Membersihkan Badan
Langkah pertama yang dilakukan adalah membersihkan badan jasmani, yaitu dengan cara mandi secara bersih. Namun jika tidak memungkinkan, Anda bisa mencuci muka, kaki dan tangan serta berkumur.
2. Pakaian
Saat sembahyang, gunakan pakaian yang sopan, seperti halnya memakai baju sembahyang yang bersih. Jangan lupa untuk memakai udeng, Kamben, Sentang. Jika tidak memungkinkan, Anda diperbolehkan untuk menggunakan pakaian bebas asal sopan.
3. Persiapan
Untuk persiapannya, siapkan Bunga dan dupa sebelum Anda masuk ke Pura Besakih. Biasanya terdapat penjual bunga dan dupa sepanjang jalan menuju pura Besakih.
4. Persiapan Sembahyang
Setelah masuk pura Besakih, langsung ambil sikap duduk. Untuk sikap duduk ini, Anda bisa ambil sikap silasana, dan bajrasana dan sesuaikan dengan kondisi serta kenyamanan Anda.
5. Langkah Sembahyang
Setelah duduk, Anda akan mulai ke tahap sembahyang di Pura Besakih, yaitu:
- Asana (duduk): Posisi tangan yang diletakkan di atas lutut dengan mudra. Lalu Tarik nafas dan ucapkan Mantra.
- Pranayama
- Kara Sodhana (Sarira Suddha)
- Amustikarana (sikap Mudra tangan yang berada tepat di depan jantung)
- Kramaning Sembah
- Pemercikan Tirta (metirtha)
- Memasang Bija
- Meninggalkan Pura Besakih/Tempat Suci
Setelah selesai mengikuti Urutan Sembahyang di Pura Besakih, jangan lupa untuk membawa sisa-sisa bunga dan dupa untuk dibuang ke tempat sampah agar pura tetap bersih.
Rute Ke Pura Besakih
Pura Besakih berada di Desa Besakih, Kec.Rendang, Kab.Karangasem, Prov.Bali. Adapun jarak tempuh menuju ke Pura ini sekitar 25 km ke arah utara.
Selama perjalanan menuju pura Besakih akan melewati panorama Bukit Jambul yang dijadikan sebagai objek wisata di Bali, khususnya sebagai daya tarik Kabupaten Karangasem. Untuk tiket masuk Pura Besakih, bagi wisatawan Mancanegara dikenakan harga Rp60.000/orang. Sedangkan untuk wisatawan domestik dikenakan harga Rp30.000/orang.