Julukan Pulau Seribu Pura memang sangat pas disematkan untuk Bali, mengingat Anda bisa menemukannya hampir di setiap sudut provinsi. Misalnya, Pulau Serangan di Denpasar punya Pura Sakenan. Lalu, ada Kabupaten Bangli yang memiliki Pura Kehen.
Berbicara tentang Pura Kehen Bangli, ada banyak hal menarik yang bisa Anda intip di sini. Pura ini punya sejarah yang menarik sekaligus bentuk arsitektur yang unik. Enak dipandang, dan di saat bersamaan punya sumber wawasan yang tak boleh terlewatkan.
Tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pura di Bali yang lain, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan di sini. Berikut adalah beberapa kegiatan yang menjadi daya tarik pura di Kabupaten Bangli ini!
Daya tarik utama dari pura ini adalah pemandangannya yang indah. Pura ini memiliki tiga halaman, yaitu jeroan (depan), tengah (jaba tengah), dan luar (jaba sisi). Halaman-halaman tersebut dibatasi oleh pintu gapura yang terlihat megah.
Pada area pura, ada pohon beringin sakral berukuran besar yang menjadi daya tarik tersendiri dari tempat ibadah ini. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, akan ada musibah jika ranting pohon beringin patah. Setiap ranting mewakili lapisan masyarakat yang berbeda.
Ranting yang ada di timur laut mewakili keluarga kerajaan, barat laut mewakili tokoh agama, sedangkan tenggara dan barat daya mewakili masyarakat biasa (umum). Selain itu, pura ini juga dikelilingi oleh panorama alam indah di belakang Bukit Bangli.
Jadi, jangan lupa untuk membawa kamera saat Anda memutuskan berkunjung ke pura ini untuk memotretnya. Anda pun bisa menjadikan panorama di area pura sebagai background foto atau mengambil foto pura dan pemandangan di sekitarnya saja untuk koleksi Anda.
Selai keindahannya, hal lain yang menarik dari pura ini adalah sejarahnya. Peneliti membuat hipotesis bahwa pura ini sudah eksis sejak abad ke-9 hingga awal abad ke-10 dari Masehi, lebih tepatnya tahun 882-914 M dan semuanya tertulis pada 3 buah prasasti.
Berdasarkan ketiga prasasti tersebut Anda bisa melihat potongan sejarah Pura Kehen, termasuk tujuan pembangunannya. Selama pemerintahan Raja Anak Wungsu, pada era tersebut mereka menggunakan pura ini secara khusus sebagai tempat suci untuk melakukan “sumpah”.
Orang yang bisa melakukan proses “penyumpahan” di pura pun bukan orang sembarangan, namun khusus para pejabat istana. Jika mereka tidak melakukannya, maka akan ada malapetaka yang dapat menimpa mereka, mulai nasib sial hingga masalah besar.
Karena itu, masyarakat mengenal pura ini sebagai Hyang Api, hal ini melihat arti literal “kehen” yang berarti “api” dalam bahasa Bali.
Terakhir, Anda juga bisa mengulik sistem kehidupan masyarakat di pura, mengingat kuatnya rasa persatuan masyarakat di Desa Bangli. Anda akan mengenalnya dengan istilah Gebog Domas, yang berarti semua masyarakat punya rasa tanggung jawab atas pura ini.
Rasa tanggung jawab ini membuat mereka berusaha untuk memelihara lingkungan pura bersama-sama. Bahkan, masyarakat yang tinggal di desa lain di sekitar pura pun merasa punya kewajiban yang sama, meskipun mereka tidak termasuk ke dalam Gebog Domas.
Pada dasarnya, harga tiket masuk ke Pura Kehen adalah gratis, sehingga Anda bisa langsung datang ke alamatnya yang terletak di Jalan Sriwijaya Nomor 8, Cempaga, Kabupaten Bangli. Anda bisa berangkat dengan mobil sewaan dari Putri Rental Bali!