Kearifan lokal Bali pada dasarnya tidak hanya sekedar menjadikan para masyarakatnya memiliki identitas dan keunikan yang khas. Namun adanya kearifan lokal di Bali juga menjadi salah satu daya tarik bagi para pelancong.
Memiliki kearifan lokal yang masih terjaga sampai detik ini, Bali menjadi salah satu tempat yang banyak didatangi wisatawan dari luar negeri. Tak heran jika berbagai kearifan lokalnya banyak dicari tahu oleh masyarakat luar Bali.
Mengingat Bali kaya akan kearifan lokalnya yang masih terjaga, menjadikan daerah di Bali sangat kental dengan berbagai kebudayaan dan keseniannya. Tak luput dari perhatian wisatawan, berikut beberapa kearifan lokal yang ada di Bali, yakni:
Kearifan lokal Bali yang masih terjaga sampai sekarang salah satunya yaitu tradisi ngelawang. Pada tradisi ini dilakukan oleh umat Hindu yang ada di Bali dengan tujuan untuk menolak bala.
Adapun tradisi ngelawang dilakukan dengan mengarak barong berkeliling desa sembari melakukan tarian yang diiringi gamelan. Tradisi ngelawang ini berasal dari kata โLawangโ yang memiliki arti โPintuโ. Biasanya pelaksanaan tradisi ini pada Hari Raya Galungan dan Kuningan. Selain itu, tradisi ini juga bisa dilaksanakan di hari-hari baik tertentu.
Kearifan lokal di Bali selanjutnya yang juga masih dilakukan sampai sekarang adalah tradisi megibung. Tradisi ini merupakan tradisi makan secara bersama-sama dan dalam satu wadah di Bali.
Tradisi megibung diawali dengan memasak menu tradisional yang ada di Bali. Kegiatan memasak tersebut juga akan dilakukan secara bersama-sama, mulai dari memasak nasi hingga memasak berbagai lauk pauknya.
Adapun tradisi ini memiliki filosofi, yakni untuk menanamkan rasa kebersamaan, gotong royong, keadilan, demokrasi, kemanusiaan, dan ketuhanan dalam kehidupan bermasyarakat di Bali.
Kearifan lokal berikutnya yaitu tradisi tumpek landep. Tradisi ini merupakan suatu upacara yang dirayakan oleh masyarakat Hindu di Bali. Pelaksanaan tradisi tumpek landep ini setiap 210 hari sekali. Biasanya untuk pelaksanaannya ini dilakukan setiap hari Sabtu Kliwon (wuku Landep).
Tradisi ini dilakukan untuk melakukan pemujaan terhadap dewanya Taksu, Ida Bhatara Sang Hyang Siwa. Selain itu, tradisi ini juga bisa disebut sebagai upacara selamatan terhadap keseluruhan alat yang tajam atau runcing.
Di sisi lain, adanya upacara ini juga mengandung makna yang masih berkaitan dengan kehidupan para umat manusia, yakni perihal ketajaman pemikiran.
Kearifan Bali selanjutnya adalah Subak. Sistem irigasi Subak merupakan suatu sistem pengairan tradisional di Bali. Pengairan ini akan mengatur pembagian irigasi ke setiap petak sawah yang ada di kawasan sekitar daerah di Bali.
Dalam pengelolaannya, Subak akan dikelola secara bertingkat dan berkelompok. Dalam keterangannya, Subak merupakan suatu sistem yang adil dan dengan adanya sistem ini diharapkan para masyarakatnya bisa mendapatkan keadilan terkait irigasi persawahan.
Tradisi melukat adalah salah satu kearifan lokal di Bali yang cukup populer di kalangan wisatawan lokal hingga mancanegara. Pada dasarnya, terkait tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk pembersihan diri serta menghilangkan kemalangan bagi yang melakukannya.
Tapi seiring berjalannya waktu, kearifan lokal ini menjadi ritual lintas agama. Artinya, masyarakat yang melakukan tradisi ini bisa berasal dari berbagai aliran agama atau kepercayaan.
Adapun dalam pelaksanaan kearifan lokal Bali ini yaitu dengan membersihkan diri menggunakan air mengalir dan biasanya akan dilakukan di lokasi yang berdekatan dengan Pura. Dan pastinya, untuk mempermudah menyusuri lokasi-lokasi wisata lain di Bali, ada baiknya sewa mobil lepas kunci di Putri Bali Rental.