Di zaman sekarang ini kebanyakan anak lebih tertarik bermain gadget ketimbang bermain dengan permainan tradisional. Padahal Indonesia kayaย budaya dengan keunikannya sendiri. Seperti permainan dari Bali yang mungkin berbeda dengan daerah lain.
Bali memang menyimpan sisi menarik yang sayang dilewatkan. Selain banyaknya tempat wisata, ternyata lumayan banyak loh permainan tradisional khas Pulau Dewata tersebut. Mulai dari Meong - Meong sampai dengan Matembing.
Seperti yang disebutkan tadi bahwa Pulau Dewata punya banyak permainan tradisional yang mungkin tidak semua orang tahu. Lantas apa saja permainan yang menjadi bagian tradisi tersebut? Langsung saja simak paparan di bawah ini dengan baik:
Permainan tradisional Bali Meong - Meongan menjadi salah satu yang menarik untuk diketahui. Jenis permainan ini cara memainkannya adalah dengan berkelompok. Nantinya ada beberapa anak yang membentuk sebuah lingkungan.
Satu anak akan bertugas sebagai kucing dan satu anak lagi akan bertugas sebagai tikus. Nantinya si kucing akan diposisikan di luar lingkaran. Sedangkan si tikus diposisikan di dalam lingkaran. Permainan akan berlangsung dengan diiringi dengan lagu Meong - Meong.
Permainan tradisional berikutnya adalah Curik - Curik. Tipe permainan satu ini sama dengan sebelumnya yaitu berkelompok. Cara memainkan permainan tradisional Bali Curik - Curik ini yaitu anak melakukan penyatuan tangan yang seolah-olah pintu.
Sementara itu sejumlah anak lainnya akan berbaris kemudian melintasi pintu tersebut. Nah, ketika anak yang berbaris tadi melintasi pintu dari tangan akan diiringi dengan lagu. Lagu tersebut punya judul yang sama dengan judul permainan ini, yaitu Curig - Curig.
Asal Anda tahu, Jenis permainan tradisional bernama Kul Kuuk ini merupakan permainan yang diadaptasi dari sebuah dongeng dengan judul Kijang dan Siput. Permainan tradisional Bali Kul Kutuk ini dimainkan juga dalam bentuk beregu.
Biasanya dalam satu regu akan diisi dengan 4 anak yang membawa perlengkapan permainan sederhana. Seperti bendera dan juga tali yang akan dibentangkan dipakai untuk pembatas. Si Kijang akan berjalan dengan melompat, sedangkan si siput dengan merayap.
Permainan tradisional Bali Cagcag ternyata tidak kalah menarik dengan beberapa pilihan permainan tradisional khas Bali sebelumnya loh. Jenis permainan ini agaknya memerlukan alat tambahan. Alat tambahan tersebut adalah bambu yang sudah dipotong.
Cara main permainan ini tinggal melewati bambu yang bergerak merapat dan merenggang. Meski terlihat mudah, ternyata permainan tradisional ini butuh fokus yang bagus loh. Sebab salah - salah justru kaki bisa terjepit bambu.
Biasanya permainan ini akan diiringi dengan sebuah lagu yang judulnya Cagcag. Hingga saat ini permainan Cagcag masih dimainkan loh. Jadi jika datang ke Bali Anda bisa mencobanya.
Penasaran apa lagi permainan tradisional khas dari Bali? Kali ini ada permainan Metembing. Permainan tradisional khas Bali Metambing ini akan menggunakan alat tambahan berupa uang logam. Permainan ini bisa dimainkan di atas tanah maupun pasir.
Lalu dibuatlah lubang kecil pada tanah atau pasir yang dipakai. Setelah itu tugasnya adalah melempar uang koin menuju lubang tadi. Dimana pemain yang bisa menjatuhkan uang logam degan kayak paling dekat dengan lubang akan memperoleh giliran pertama.
Demikian penjelasan singkat tentang daftar permainan tradisional Bali yang belum tentu ada di daerah lain. Permainan tradisional seperti ini perlu dilestarikan agar tidak punah tergerus zaman. Mengingat banyak yang lebih tertarik dengan game online.
Bali memang dikenal dengan tempat yang kaya akan budaya dan adat istiadatnya yang khas. Suku dan masyarakat adat Bali yang tetap menjaga kelestariannya secara turun temurun, menjadikan kebudayaan di sana tidak tergerus oleh zaman.
Hal itu pula yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk mengunjungi dan belajar tentang kebudayaan masyarakatnya disana. Sebab, untuk masyarakat Bali pun juga terbagi menjadi berbagai kelompok suku yang berbeda.
Pada dasarnya, masyarakat Bali memiliki kelompok suku yang berbeda serta memiliki ciri khas yang berbeda pula. Bahkan jika diperhatikan, terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara suku-sukunya. Adapun berikut suku dan masyarakat adat Bali dengan ciri khasnya masing-masing:
Suku Aga berada pada kawasan pegunungan Bali, tepatnya pada wilayah Kintamani, Kab. Bangli. Masyarakat suku Aga menyebut bahwa dirinya merupakan penduduk Bali asli. Suku Aga tinggal di lingkungan pedalaman dan mendiami Desa Trunyan dan Desa Tenganan.
Karena hidup di pedalaman, masyarakat Suku Bali Aga masih agak terisolasi. Bahkan masyarakatnya juga menjunjung tinggi ritual dan adat istiadat warisan nenek moyangnya.
Untuk ciri khas dari masyarakat suku ini yaitu bahasa Bali dengan dialek yang khas. Tapi untuk bahasa Bali yang dipakai oleh masyarakat Desa Trunyan berbeda dengan bahasa yang dipakai oleh masyarakat Desa Tenganan.
Berikutnya terdapat Suku Bali Majapahit. Nenek moyang dari suku ini dikenal sebagai keturunan Majapahit atau pendatang Jawa yang menetap di Bali. Suku ini merupakan bentuk dari kekuasaan kerajaan Majapahit dari zaman dulu.
Untuk masyarakatnya tinggal di wilayah dataran rendah dan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Ciri khas dari masyarakat Suku Bali Majapahit adalah agama yang dianutnya, yaitu Hindu Jawa.
Suku Nyama Selam merupakan salah satu suku yang menghuni pulau Bali. Adapun untuk ciri khas dari suku ini yaitu masyarakatnya yang menganut agama Islam. Meski demikian, masyarakat suku ini juga masih mengikuti tradisi dan adat-istiadat Bali dalam kehidupan keseharian mereka.
Bahkan masyarakat Suku Nyama Selam juga hidup rukun dengan masyarakat Bali beragama Hindu. Untuk masyarakatnya kebanyakan tinggal di Desa Pegayaman, Kab. Buleleng, Bali. Pada wilayahnya ini sejak dulu memang banyak dihuni oleh Komunitas Muslim.
Pada dasarnya, untuk Suku Sasak ini merupakan suku bangsa yang sebagian besarnya menghuni pulau Lombok tapi sebagian kecilnya juga ada yang menghuni Pulau Bali. Untuk sebagian masyarakat Suku Sasak ini menganut agama Islam dan sisanya menganut kepercayaan pra-Islam.
Adapun salah satu tradisi yang merupakan ciri khas masyarakat Suku Sasak ini yaitu merarik atau pelarian pada pernikahan. Tradisi ini yaitu ketika ada orang yang menikah, maka pengantin wanitanya akan dilarikan ke rumah mempelai prianya.
Terakhir adalah Suku Bali yang memiliki kelompok masyarakat terbanyak sebagai penghuni Pulau Bali. Pada masyarakat Suku Bali ini dikenal mempunyai kebudayaan yang sangat banyak dan beragam.
Mulai dari kesenian hingga budaya pun juga sangat beragam dan telah menjadi salah satu ciri khasnya tersendiri. Keragaman budaya inilah yang akhirnya banyak menarik para wisatawan untuk berkunjung di Pulau Bali.
Dari keragaman suku dan masyarakat adat Bali di atas bisa Anda temukan ketika sedang berkunjung di Bali. Meski memiliki perbedaan dan ciri khasnya masing-masing, tetapi masyarakatnya tetap hidup rukun dan berdampingan. Dan pastinya, untuk mempermudah menyusuri lokasi-lokasi wisata lain di Bali, ada baiknya sewa mobil lepas kunci di Putri Bali Rental.
Daftar desa wisata di Bali kerap menarik perhatian para wisatawan karena memiliki adat dan kebudayaan yang masih kental. Bahkan tak jarang desa wisata banyak dikunjungi oleh para wisatawan luar negeri untuk melihat kehidupan masyarakat setempat.
Mulai dari Desa Penglipuran hingga Desa Tenganan kini masih mendunia untuk dijadikan sebagai desa wisata di Bali. Ketua HPI Bali juga menuturkan bahwa masih ada beberapa desa lainnya yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi saat di Bali.
Tidak hanya terkenal memiliki destinasi wisata yang unik dan menarik, Bali juga dikenal dengan desa yang menawarkan orisinalitas budaya, adat istiadat, dan tradisi Bali. Bagi Anda yang penasaran desa apa saja yang rekomendasi untuk dikunjungi, berikut adalah daftarnya:
Desa Penglipuran berada di Kelurahan Kubu, Kab. Bangli. Saat wisatawan menginjakkan kaki di desa ini, maka akan disuguhkan dengan sensasi suasana yang tenang dan asri.
Tidak hanya itu, di setiap rumah memiliki bentuk bangunan yang serupa dan saling terkoneksi melalui lorong yang cukup menarik perhatian masyarakat. Rumah yang saling terhubung itu menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup disana memiliki keterkaitan hubungan yang harmonis.
Adapun salah satu aturan adat yang berlaku di Desa Penglipuran yaitu larangan bagi pria memiliki istri lebih dari satu. Jika ada yang melanggar aturan tersebut, maka pria tersebut akan dikucilkan.
Desa wisata Tigawasa berada di Kecamatan Banjar, Kab. Buleleng, Bali. Ketika berkunjung di Desa Tigawasa ini Anda akan melihat perkebunan dan persawahan yang masih hijau dan asri.
Di sana, Anda dapat menikmati sejuknya udara di Kubu Alam yang merupakan sebuah tempat singgah bagi masyarakat. Kubu Alam diperuntukkan bagi masyarakat untuk bersinggah ketika melintasi jalur Desa ini dari arah Denpasar ke Singaraja ataupun sebaliknya.
Di Kubu Alam tersebut pengunjung juga bisa menikmati kopi robusta yang fresh karena dipetik langsung oleh petani di perkebunan itu. Setelah puas menikmati suasana syahdu di Kubu Alam, wisatawan dapat mulai mengunjungi salah satu desa tua di Buleleng untuk mempelajari terkait tradisi, budaya, dan adat istiadatnya.
Desa Sidatapa merupakan desa wisata di Bali yang juga termasuk desa tertua di Kec. Banjar, Kab. Buleleng. Tidak hanya dapat mempelajari sejarah dan kebudayaannya, di Desa Sidatapa ini wisatawan juga bisa melihat rumah adat kuno.
Rumah adat kuno tersebut bernama Bale Gajah Tumpang Salu yang terbilang cukup unik. Letak bangunan Bale Gajah Tumpang Salu ini membelakangi jalan dan temboknya terbuat dari tanah. Bangunan tersebut juga memiliki 12 tiang penyangga yang terbuat dari kayu.
Daftar desa wisata di Bali selanjutnya adalah Desa Cempaga. Pada Desa Cempaga ini berada di Kec. Banjar, Kab. Buleleng. Menjadi salah satu desa tua menjadikan Desa Cempaga sangat kental dengan sejarah, tradisi, kebudayaan, hingga beberapa tarian sakral.
Adapun beberapa tarian yang dapat disaksikan di Desa Cempaga, yaitu tari pendet, tari baris, tari jangkang, dan tari rejang. Namun tarian tersebut hanya bisa disaksikan di waktu-waktu tertentu.
Berlokasi di Kec. Manggis, Kab. Karangasem, Desa Wisata Bali yang satu ini masih sangat mempertahankan adat dan rumah yang sudah ada sejak jaman dulu. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat mempunyai aturan adat cukup kuat yang dikenal dengan sebutan awig-awig.
Selain tertarik dari berbagai kebudayaan, tradisi, hingga kehidupan masyarakat setempat, beberapa daftar desa wisata di Bali juga banyak memberikan pengalaman berharga bagi para wisatawannya. Agar liburan anda tidak melelahkan kami sarankan menggunakan sewa mobil dengan sopir yang menemani perjalanan anda ketika di Bali, dengan penyedia sewa mobil di Putri Bali Rental
Setiap daerah di Indonesia memiliki baju adat atau baju tradisional masing-masing. Di Bali pun memiliki pakaian adat yang berbeda dari daerah lainnya. Salah satu nama pakaian adat Bali adalah kebaya Bali.
Kebaya Bali merupakan baju adat Bali perempuan. Agar lebih mengenal mengenai pakaian adat daerah Bali, Anda dapat simak ulasan singkat berikut ini.
Selain Jawa, Bali juga memiliki pakaian adat kebaya. Jika dilihat secara sekilas, kebaya Jawa dan Bali sangatlah mirip. Nah, yang paling membuat keduanya berbeda yaitu cara menggunakan selendang.
Di Jawa, selendang digunakan sebagai selempang pundak, sedangkan di Bali selendang diikatkan pada pinggang. Hal tersebut menjadi keunikan pakaian adat Bali yang khas.
Selendang atau sabuk prada pun merupakan bagian dari pakaian adat di Bali. Biasanya selain menggunakan selendang, kebaya digunakan bersama kain kamen.
Penggunaan sabuk prada memiliki filosofi sebagai pelindung rahim dan sebagai bentuk pengendalian diri agar tidak melakukan perbuatan buruk.
Kebaya dapat digunakan sebagai pakaian untuk berbagai upacara adat, termasuk upacara adat bersifat suka dan upacara adat duka.
Untuk upacara suka, perempuan Bali biasanya menggunakan kebaya berwarna cerah, dan untuk upacara duka biasanya menggunakan kebaya berwarna gelap. Selain kebaya Bali, masih ada lagi baju adat lainnya, berikut adalah nama pakaian adat Bali lainnya.
Selanjutnya ada safari yang merupakan pakaian adat Bali pria. Ya, para pria Bali dapat menggunakan baju safari untuk berbagai kegiatan upacara adat dan aktivitas sehari-hari. Sebenarnya, safari ini sangat mirip dengan kemeja pada umumnya.
Tapi perlu diketahui jika ada makna mendalam dalam pakaian ini. Jadi, setiap pria yang mengenakannya harus selalu menjaga kerapian, kebersihan, dan kesopanan.
Sebagai pelengkap, baju safari digunakan bersama kain kamen yang dikenakan dari pinggang hingga mata kaki, lalu cara penggunaannya bisa dililit dari kiri ke kanan. Penggunanya ini melambangkan jika pria harus bisa memegang dharma dan kebenaran.
Selain kain kamen, untuk melengkapi baju safari, masyarakat pulau Dewata juga menggunakan udeng kepala. Ada dua jenis udeng, yaitu udeng dengan corak digunakan ketika kegiatan upacara adat, dan udeng polos dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Baju adat Bali berikutnya ada payas. Payas memiliki tiga jenis, yaitu:
Seperti namanya, pakaian adat Bali payas agung terlihat sangat mewah dengan berbagai aksesoris untuk melengkapi tampilan penggunanya, sehingga tak heran jika payas agung hanya digunakan pada waktu tertentu saja seperti upacara pernikahan.
Payas agung untuk pengantin perempuan dikenakan bersama mahkota mewah berwarna emas nan menjulang tinggi, dan dengan kain merah.
Lalu pengantin pria menggunakan kain kancut prada, kampuh prada, dan umpal prada. Pengantin pria pun mengenakan berbagai aksesoris, seperti gelang nagasatru, gelang kana, rumbing pada telinga, dan cincin bermata merah,
Ini adalah pakaian adat payas tingkat menengah, jadi tampilannya lebih sederhana dibandingkan payas agung. Payas madya pun digunakan sebagai pakaian dalam berbagai upacara adat, seperti potong gigi.
Payas madya yang digunakan untuk upacara potong gigi memiliki ciri khas menggunakan model rambut gelung moding, dan pakaiannya menggunakan kamen songket asli tenun Bali, lalu dilengkapi dengan sabuk prada belah ketupat 4 warna.
Ketiga ada payas alit yang paling sederhana dari dua tipe sebelumnya. Karena lebih sederhana, payas alit sering digunakan untuk aktivitas sehari-hari, termasuk upacara harian di pura.
Jadi, nama pakaian adat Bali ada kebaya Bali, baju safari untuk pria, dan payas. Payas sendiri dibagi menjadi tiga kategori, yaitu payas agung, madya, dan alit.
Bagi Anda yang merupakan warga luar Bali, bisa juga mengenakan pakaian adat Bali saat liburan di Bali. Sebab ada beberapa tempat wisata yang mengharuskan wisatawan untuk mengenakan pakaian adat Bali. Dan pastinya, untuk mempermudah menyusuri lokasi-lokasi wisata lain di Bali, ada baiknya sewa mobil lepas kunci di Putri Bali Rental.
Bali adalah Pulau Dewata yang memiliki julukan pulau seribu pura karena mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Namun ada juga tempat ibadah lain di Pulau Dewata seperti gereja Katolik di Bali.
Sebagai pulau dengan keberagaman, setiap umat Kristen bisa beribadah di Bali dengan damai bersama keluarga mereka. Apabila Anda sedang berada di Bali dan ingin beribadah bisa mendatangi beberapa tempat di bawah ini.
Jadi, di Bali tidak hanya terdapat Pura saja yang menjadi tempat ibadah umat Hindu melainkan juga gereja. Di bawah ini ada beberapa gereja Kristen di Bali yang memiliki arsitektur unik dan menarik.
Gereja Katolik di Denpasar, Bali yang pertama adalah Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar yang terletak di ibu kota provinsi Bali. Lokasinya sangat strategis karena berada di tengah kota dan pusat pemerintahan Bali yaitu di Renon.
Renon adalah wilayah yang lokasinya sangat dekat dengan Sanur sehingga Anda bisa sekaligus berwisata ke Pantai Sanur. Jarak antara gereja di Renon dengan wilayah Sanur adalah 10 sampai 15 menit apabila berkendara dengan mobil.
Anda juga bisa memilih paket pernikahan yang diadakan di Gereja Katedral sekaligus menginap di Royal Purnama, Anapuri Villa, Ylang Ylang Villa, dan Jeeva Saba Villa.
Gereja Katolik terdekat berikutnya adalah Gereja Katolik Nusa Dua yang lokasinya dekat dengan daerah kampial di Nusa Dua. Keunikan gereja ini adalah berdiri di tengah-tengah tempat suci lainnya seperti Masjid, Gereja Kristen Protestan, Pura, dan Vihara.
Bangunan ibadah yang berdiri berdampingan ini menggambarkan keharmonisan antar umat beragama di Bali. Nama lainnya adalah Gereja Bunda Maria yang lokasinya berdekatan dengan banyak tempat wisata di Nusa Dua.
Jaraknya dari Nusa Dua Beach Hotel dengan mobil hanya 10 menit saja. Anda bisa menginap di beberapa tempat seperti Grand Hyatt, Inaya Ayodya, Courtyard Nusa Dua, Hotel Melia Bali, dan Sofitel Nusa Dua jika sedang beribadah di sini.
Selain dua gereja di atas, referensi gereja katolik di Bali berikutnya adalah Gereja Katolik Santo Yoseph Denpasar. Lokasinya berada di Jalan Kepundung Denpasar Timur yang memiliki keunikan dari segi arsitektur dan interior.
Apabila ingin mengikuti acara Misa Kamis Putih, ada 2 jadwal yaitu pada pukul 6 sore dan 9 malam waktu Bali. Sedangkan untuk acara Jumat Agung dilaksanakan mulai pukul 3 sore hingga pukul 7 malam.
Jika ingin menghadiri acara Sabtu Suci atau acara Vigili Paskah, ada Misa yang diadakan pada pukul 6 sore dan 9 malam. Kemudian dilanjutkan dengan acara Minggu Paskah mulai dari pukul 06.30 sampai 18.00 WITA.
Gereja di Bali berikutnya adalah Gereja Katolik Santo Silvester yang ada di Pecatu yang berada di Jalan Raya Uluwatu, Pecatu di daerah Kuta Selatan. Pada Pekan Suci Paskah di tahun 2024 terdapat 9 misa yang akan diadakan di gereja ini.
Terakhir adalah Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Palasari yang berada di Jalan Palasari Nomor 2 di Desa Ekasari Kabupaten Jembrana Bali. Ada 5 ibadat Pekan Suci Paskah yang dilaksanakan di gereja ini dan semua umatnya harus mengenakan pakaian adat Bali saat beribadah.
Alasannya adalah untuk mewujudkan akulturasi budaya yang kental antara budaya agama Hindu dan Kristen.Gereja Katolik di Bali di atas bisa Anda kunjungi apabila sedang pergi liburan ke Bali. Jadi, bagi umat Kristiani tidak perlu bingung mencari tempat ibadah karena Bali adalah pulau yang sangat menjaga keharmonisan antar umat beragama.ย Untuk memudahkan perjalanan Anda selama di Bali, rental mobil bali di Bali dengan harga murah yakni di Putri Rental Bali.
Pura Goa Lawah Klungkung adalah salah satu pura terkenal di Bali. Lokasi Pura Goa ini berada di Desa Pesinggahan. Kec. Dawan, Kab. Klungkung, Bali. Pura ini biasanya digunakan untuk kegiatan upacara dalam rangkaian upacara ngaben.
Belakangan ini, para wisatawan yang masuk ke pura Bali akan mendapatkan pengawasan ketat sesuai dengan SE Gubernur Bali No. 4 Tahun 2023. SE tersebut menjelaskan terkait Tatanan Baru bagi Wisatawan Mancanegara Selama Berada di Bali.
Adanya aturan baru yang berlaku bagi wisatawan, keberadaan pura ini menyimpan berbagai fakta unik yang harus dijaga. Hal inilah yang membuat pihak pariwisata menetapkan aturan tegas bagi wisatawan yang ingin masuk ke area pura.
Fakta unik Pura Goa Lawah Klungkung ini merupakan daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung di Pura Goa Lawah. Adapun fakta uniknya antara lain sebagai berikut:
Selain Pura Tanah Lot yang terkenal di Bali, Pura Goa Lawah juga merupakan salah satu pura populer yang banyak dikunjungi wisatawan.
Di bagian belakang pura ini terdapat ciri khas Goa Lawah dengan habitat kelelawar. Tetapi keberadaan sekumpulan kelelawar itu tidak mengganggu umat Hindu saat melaksanakan upacara atau peribadatan lainnya.
Keberadaan kelelawar ini diklaim sudah berabad-abad lamanya, yakni sekitar 1007 Masehi. Kala itu bertepatan dengan perjalanan pendeta sakti dari Jawa, Mpu Kuturan yang datang ke Bali.
Selain itu, sejarah Pura Goa Lawah cukup panjang. Berawal dari pemujaan alam gua kelelawar, laut, dan gunung di zaman Megalitikum. Kemudian mulai dikembangkan bangunan pelinggih stana para Dewa Mpu Kuturan abad X.
Pura Goa Lawah merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan di Bali untuk Nyegara Gunung. Pada pura yang satu ini memang terkenal ramai dikunjungi oleh umat beragama Hindu.
Selain digunakan untuk sembahyang, di pura ini juga biasa dipakai sebagai tempat upacara Nyegara Gunung. Upacara ini bertujuan agar roh-roh atau atman yang sudah meninggal setelah diaben menjadi Dewa Pitara.
Sementara itu, terdapat Piodalan yang datang setiap enam bulan sekali pada Anggara Kasih atau Anggara Kliwon Wuku Medangsia, Ida Bhatara Nyejer selama 3 hari. Pada waktu-waktu itu, pura ini akan ramai digunakan untuk nyegara gunung.
Nama pura ini memang dikenal cukup mendunia. Pura Goa Lawah Klungkung menjadi salah satu destinasi unik yang ada di Bali. Destinasi ini cukup banyak menarik pengunjung, baik domestik atau asing saat berlibur di Bali.
Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pengelola objek wisata pura goa lawah ini menerapkan sejumlah aturan ketat.
Aturannya adalah, wisatawan harus membayar Rp 25 ribu/orang, jika ditambah sewa kemen maka harus menambah biaya Rp 5 ribu.
Untuk wanita yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan masuk ke pura, baik dari pintu masuk pertama atau utama mandala. Selain itu, wisatawan juga akan didampingi oleh guide loka agar tetap menjaga kesucian pura.
Pura Goa Lawah selain bisa mengunjungi pura juga terdapat beberapa area wisata pendukung bagi para wisatawan. Area wisata Pura Goa Lawah ini meliputi Bukit Tengah, Pantai Persinggahan, dan rest area Persinggahan.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung di area wisata pura ini, maka terdapat penginapan Pura Goa Lawah. Letak penginapannya berdekatan dengan area-area wisata yang ada di sekitar pura.
Kabar terbaru dari pura Goa Lawah ini telah meresmikan plaza kuliner serta beberapa tempat cendera mata. Area-area ini bisa Anda temui di sepanjang pantai Persinggahan, tepatnya di depan Pura Goa Lawah Klungkung. Dan pastinya, untuk mempermudah menyusuri lokasi-lokasi wisata lain di Bali, ada baiknya rental mobil lepas kunci di Putri Bali Rental.